Awalnya, kami benci sekali pada seorang siswa laki-laki, sebut saja 
namanya Iwan, yang sudah menjadi alumni. Saat tulisan ini dibuat, ia 
masih di kelas I di sekolah ini. Sifatnya yang manja untuk remaja 
seusianya, serasa tak wajar bagi seorang siswa laki-laki. Saat MOS (Masa
 Orientasi Siswa) berlangsung, Iwan sudah menunjukkan ketidaksukaannya 
sekolah di tempat ini. Hingga puncaknya, dia menangis dan mengancam akan
 kabur dari sekolah ini bila tidak dijemput orangtuanya. Akhirnya, Iwan 
pun kami panggil. Saat itu saya bersama dua orang guru asrama putri, 
mencoba berdialog dan ngobrol untuk mengetahui penyebab 
ketidakbetahannya.
Friday, November 8, 2013
Tuesday, November 5, 2013
Perbedaan Makna Khalaqa (خَلَقَ) dan ja’ala (جَعَلَ)
Jika kita membaca al-Qur'an secara
teliti, ada beberapa kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu makna. Tentang
penciptaan misalnya, kata kerja yang sering digunakan  adalah جَعَلَ  
dan  خَلَقَ . Dua kata tersebut,
selalu disandingkan dengan proses penciptaan alam semesta beserta isinya. Dua
kata tadi, sepintas memiliki makna yang sama yaitu menciptakan atau mengkreasi
atau menjadikan. Tapi kalau diteliti, ternyata memiliki perbedaaan yang
prinsipil dan jelas. 
Friday, October 25, 2013
Berdoa ataukah Menyuruh Tuhan?
Judul Buku                   : Berdoa ataukah Menyuruh Tuhan?
Penulis : Agus Mustofa
Penerbit : PADMA Press, Surabaya
TahunTerbit : 2009
Jumlah Halaman : 263
Yang menjadi latar belakang penulisan buku ini adalah adanya fenomena salah kaprah dalam praktek berdoa di kalangan umat Islam. Menurut sang penulis, banyak umat Islam yang tidak lagi berdoa kepada Allah – Tuhannya, melainkan sekedar membaca mantera-mantera: kalimat-kalimat doa yang tidak dimengertinya. Banyak orang berdoa salah kaprah. Menjadikan doa sebagai ladang bisnis, meskipun mereka menyebutnya sebagai bisnis akhirat. Buku ini berusaha mendudukkan kembali fungsi doa yang sudah mengalami distorsi demikian jauh.
Penulis : Agus Mustofa
Penerbit : PADMA Press, Surabaya
TahunTerbit : 2009
Jumlah Halaman : 263
Yang menjadi latar belakang penulisan buku ini adalah adanya fenomena salah kaprah dalam praktek berdoa di kalangan umat Islam. Menurut sang penulis, banyak umat Islam yang tidak lagi berdoa kepada Allah – Tuhannya, melainkan sekedar membaca mantera-mantera: kalimat-kalimat doa yang tidak dimengertinya. Banyak orang berdoa salah kaprah. Menjadikan doa sebagai ladang bisnis, meskipun mereka menyebutnya sebagai bisnis akhirat. Buku ini berusaha mendudukkan kembali fungsi doa yang sudah mengalami distorsi demikian jauh.
Subscribe to:
Comments (Atom)
Postingan Favorit
- 
Jika kita membaca al-Qur'an secara teliti, ada beberapa kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu makna. Tentang penciptaan misalny...
 - 
Nama Allah al-'Afuww,al-Ghafur dan al-Ghaffar jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya sama yaitu Maha Pengampun. Tapi se...
 - 
Al-Qur’an adalah kitab suci yang memiliki banyak fungsi. Selain sebagai petunjuk, obat, ia juga adalah sumber ilmu, terutama terkait ...
 
