Sunday, September 22, 2013
Perbedaan Penulisan kata “ni’mah” dalam Al-Qur’an
Friday, September 20, 2013
Belajar dari sebuah Titik Ba
Judul Buku : Titik Ba, Paradigma Revolusioner dalam Kehidupan dan Pembelajaran
Penulis : Ahmad Toha Faz
Penerbit : PT Mizan Pustaka, Bandung
TahunTerbit : 2007
Jumlah Halaman : 443
Yang menjadi latar belakang penulisan buku ini adalah awalnya sebagai terapi diri dari segala permasalahan hidup yang dialaminya. Buku yang dikembangkan dari karya tulis di SMA dan autobiografi setebal 200 an halaman A4 ini, diselesaikan selama 4 tahun. Kilas balik gagasan buku ini, menurut penulisnya adalah karena adanya pemikiran yang sangat “berisik” dalam kesadarannya yaitu, Pertama, ketika sedang belajar membaca alif ba ta, sang penulis mendengar dari ayahnya (yang sekaligus menjadi guru pertamanya) bahwa semua petunjuk tentang kebenaran, dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad Saw, terangkum semua dalam satu Titik Ba (nuqthah ba) pada kalimat basmallah; Kedua, adanya doktrin yang diulang-ulang ketika sang penulis belajar di bangku SMP dulu dan terpampang besar di setiap dinding ruang kelas disana : Membaca adalah perintah Allah yang pertama. Persoalannya bagaimana gagasan yang terus dikhutbahkan dimana-mana itu dapat membumi?; dan Ketiga adalah kerinduan pada sebuah “handbook kehidupan” yang mudah dipahami –religius, filosofis, ilmiah, mudah dan sekaligus indah. Buku ini, dengan segala keterbatasan, mudah-mudahan mengarah pada jawaban “Bagaimana kita menjaga gambar secara jelas dalam pikiran ketika kita menggeluti teka teki kecil yang seringkali membuat kita kaget, panik, ragu, bingung, jemu, suntuk, resah dan sedih dalam kehidupan ini.” Begitulah yang diungkapkan penulis di halaman428-430.
Penulis : Ahmad Toha Faz
Penerbit : PT Mizan Pustaka, Bandung
TahunTerbit : 2007
Jumlah Halaman : 443
Yang menjadi latar belakang penulisan buku ini adalah awalnya sebagai terapi diri dari segala permasalahan hidup yang dialaminya. Buku yang dikembangkan dari karya tulis di SMA dan autobiografi setebal 200 an halaman A4 ini, diselesaikan selama 4 tahun. Kilas balik gagasan buku ini, menurut penulisnya adalah karena adanya pemikiran yang sangat “berisik” dalam kesadarannya yaitu, Pertama, ketika sedang belajar membaca alif ba ta, sang penulis mendengar dari ayahnya (yang sekaligus menjadi guru pertamanya) bahwa semua petunjuk tentang kebenaran, dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad Saw, terangkum semua dalam satu Titik Ba (nuqthah ba) pada kalimat basmallah; Kedua, adanya doktrin yang diulang-ulang ketika sang penulis belajar di bangku SMP dulu dan terpampang besar di setiap dinding ruang kelas disana : Membaca adalah perintah Allah yang pertama. Persoalannya bagaimana gagasan yang terus dikhutbahkan dimana-mana itu dapat membumi?; dan Ketiga adalah kerinduan pada sebuah “handbook kehidupan” yang mudah dipahami –religius, filosofis, ilmiah, mudah dan sekaligus indah. Buku ini, dengan segala keterbatasan, mudah-mudahan mengarah pada jawaban “Bagaimana kita menjaga gambar secara jelas dalam pikiran ketika kita menggeluti teka teki kecil yang seringkali membuat kita kaget, panik, ragu, bingung, jemu, suntuk, resah dan sedih dalam kehidupan ini.” Begitulah yang diungkapkan penulis di halaman428-430.
Sunday, September 15, 2013
Kudus Part 3 : Tradisi Kupatan dan Jelajah 2 Pantai di Jepara
Episode petualangan ke rumah mertua di Kudus dengan berkereta ria,
mewarnai perjalanan mudik lebaran kami tahun ini. Dengan menggunakan
kereta, kami sangat menikmati sekali perjalanan mudik pertama kalinya
ini. Lebaran hari pertama, saya dan suami menghabiskankan waktu di rumah
orang tua saya di Tasikmalaya.
Baru H+2, hari Sabtu tanggal 10 Agustus 2013, kami memulai perjalanan mudik menuju Kudus. Dimulai dengan perjalanan naik bis ke Bandung (karena tiket yang kami dapatkan adalah tiket kereta Bandung Semarang) yang memakan waktu 5 jam, ternyata membuat tubuh yang sedang berbadan dua ini, tak kuat menahan diri, tumbanglah saya, tak tahan dengan macetnya perjalanan Tasik Bandung yang biasa ditempuh dalam waktu 2,5 jam, episode muntah pun harus dijalani. Syukurlah, setibanya di Bandung, kami dijamu teman lama saya yang baik hati, sepasang suami istri dengan putrinya yang sangat lucu. Setelah dijamu makan, ditambah bonus istirahat di kamarnya bak di hotel, plus bonus, malamnya kami pun diantar ke stasiun Bandung, alhamdulillah.
Baru H+2, hari Sabtu tanggal 10 Agustus 2013, kami memulai perjalanan mudik menuju Kudus. Dimulai dengan perjalanan naik bis ke Bandung (karena tiket yang kami dapatkan adalah tiket kereta Bandung Semarang) yang memakan waktu 5 jam, ternyata membuat tubuh yang sedang berbadan dua ini, tak kuat menahan diri, tumbanglah saya, tak tahan dengan macetnya perjalanan Tasik Bandung yang biasa ditempuh dalam waktu 2,5 jam, episode muntah pun harus dijalani. Syukurlah, setibanya di Bandung, kami dijamu teman lama saya yang baik hati, sepasang suami istri dengan putrinya yang sangat lucu. Setelah dijamu makan, ditambah bonus istirahat di kamarnya bak di hotel, plus bonus, malamnya kami pun diantar ke stasiun Bandung, alhamdulillah.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Postingan Favorit
-
Nama Allah al-'Afuww,al-Ghafur dan al-Ghaffar jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya sama yaitu Maha Pengampun. Tapi se...
-
Al-Qur’an adalah kitab suci yang memiliki banyak fungsi. Selain sebagai petunjuk, obat, ia juga adalah sumber ilmu, terutama terkait ...
-
Untuk memahami makna La’allakum Tattaqun, kita harus mengamati penggunaan kata tersebut dalam Al-Qur’an. Kata la’alla dipergunakan da...