Sunday, April 16, 2023

Ada Apa dengan Kata Syahru (Antara Syahr, Qamar & Hilal)??

 


Hari ini saya kesulitan menentukan tema yang akan dibahas, karena saking banyaknya hal menarik saat saya berselancar mencari makna dari beberapa kata dalam Al-Qur’an. Awalnya ingin membahas tentang ayyam ma’dudat, tapi sepertinya referensinya belum cukup dan belum memuaskan rasa penasaran saya dari sisi aspek bahasanya. Lalu berkembang menjadi kemujizatan bilangan dalam Al-Qur’an, terutama saat saya mengkaji penggunaan kata syahr / bulan dalam Al-Qur’an. Ternyata ada yang lebih menarik lagi, saat Al-Qur’an menggunakan beberapa kata saat membahas tentang bulan.  

Setidaknya ada 3 kata yang digunakan Al-Qur’an saat berbicara tentang bulan yaitu syahr (شهر), qamar (قمر) dan hilal (هلال). Penggunaan setiap kata tersebut, tentu berbeda dan memiliki ciri khas tersendiri. Penerjemahan kata tersebut ke dalam bahasa Indonesia yang hanya memiliki kosa kata “bulan”, sebenarnya tak cukup mewakili kedalaman makna dari 3 kata tersebut.

Makna kata syahr, menurut Ibnu Manzhur dalam kitab lisan al Arab, mengandung 3 makna yaitu

1.             Syahr bermakna qamar yaitu bulan yang berada di langit (benda langit). Qamar secara akar kata bermakna putih, maka benda langit itu dinamakan qamar karena itulah yang tampak dan jelas cahayanya berwarna putih.
2.             Syahr bermakna hilal yaitu bulan sabit (bulan yang berumur dua malam awal). Hilal dalam bahasa Arab, secara akar kata bermakna tampak. Maka dinamakan hilal karena tampak dan jelas.
3.             Syahr bermakna sejumlah hari yang dikenal banyak orang, dinamakan demikian karena syahr ini dikenal lewat keberadaan bulan di langit (qamar), berdasarkan bulan inilah dapat diketahui awal dan akhir syahr. Makna syahr disini merupakan bulan dalam arti perjalanan waktu/zaman/masa. Makna syahr disini tetap terkait dengan qamar & hilal karena keberadaan posisi qamar & hilal lah yang menentukan perjalanan waktu yang kita sebut syahr.

Monday, April 10, 2023

Perbedaan makna aamanuu dan al muminuun

 Mungkin sebagian diantara kita ada yang bertanya, mengapa Allâh Swt kadang membuka ayat al-Qur’an dengan menggunakan kalimat ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ) dan tidak menggunakan kalimat (يا أيها المؤمنون)? Padahal dua kalimat ini sepintas memiliki terjemah makna yang sama dalam bahasa Indonesia, yaitu wahai orang-orang beriman. Tentu hal ini bukanlah suatu hal yang kebetulan dan tanpa ada alasannya.


Sesungguhnya ini menunjukkan bukti kemujizatan bahasa al-Qur’an dalam menerapkan diksi dan kosakata, sekaligus menjadi bukti yang menegaskan bahwa al-Qur’an bukanlah hasil rekayasa Nabi Muhammad Saw. Pengunaan setiap kata, frase dan kalimat dalam al-Qur’an ini sangat detil dan tepat karena sesuai konteks dan mengandung makna yang sangat mendalam. Mari kita buktikan …


Saturday, April 8, 2023

KEHEBATAN MAKNA LA’ALLAKUM TATTAQUN (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)



Untuk memahami makna La’allakum Tattaqun, kita harus mengamati penggunaan kata tersebut dalam Al-Qur’an. Kata la’alla dipergunakan dalam berbagai bentuk dengan intensitas kemunculan berbeda-beda, yaitu :

1.      La’alla (لَعَلَّ) sebanyak 3 kali
2.      La’allii (لَعَلَّي) sebanyak 6 kali
3.      La’allanaa (لَعَلَناّ) sebanyak 1 kali
4.      La’allaka (لَعَلَّك) sebanyak 2 kali
5.      La’allakum (لَعَلَّكم) sebanyak 59 kali
6.      La’allahu (لَعَلَّه) sebanyak 3 kali
7.      La’allahum (لَعَلَّهم) sebanyak 40 kali

Total berjumlah 114 kali

Secara bahasa, makna la’alla menurt Ibnu Manzhur dalam kamus Lisanul Arab adalah Menurut al-jauhari, la’alla adalah kata yang menunjukkan keraguan (syakk). Aslinya adalah ‘alla, sementara huruf lam pada awalnya adalah tambahan. Dalam Al-Qur’an kata itu bermakna kay (semoga). Menurut Ibnul Atsir, Kata la’alla jika berasal dari Allah, maka ia adalah jaminan kepastian (tahqiq).

Postingan Favorit