Tuesday, April 11, 2017

Homestay 2017 : Pembelajaran Kehidupan Bermasyarakat



Homestay adalah program tahunan yang diadakan MAN Insan Cendekia Serpong untuk siswa kelas XI. Untuk tahun 2017 ini, kegiatan Homestay dilaksanakan di Kampung Tajur, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat. Pada kegiatan homestay ini, siswa tidur di rumah masyarakat sekitar yang kami sebut orang tua asuh, berkegiatan bersama mereka, merasakan nafas kehidupan masyarakat disana untuk belajar memaknai kehidupan dan belajar hidup bermasyarakat.

Kegiatan Homestay tahun 2017 ini seharusnya diikuti siswa kelas XI berjumlah 158 orang yang terdiri dari 77 orang siswi dan 81 orang siswa. Namun berhubung ada yang sakit dan halangan lain, ada 4 orang siswa yang tidak mengikuti kegiatan ini, sehingga yang bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah 76 siswi dan 78 siswa sehingga total berjumlah 154 orang. Sumber pendanaan kegiatan ini adalah sepenuhnya berasal dari komite.

Setiap rumah dihuni 6 orang siswa sehingga total ada 27 orang tua asuh yang dengan baik hati turut membantu keberhasilan program ini. Setiap kelompok didampingi oleh para pendamping yang siap membantu segala hal untuk kesuksesan program ini. Berikut adalah beberapa foto siswa dengan para orang tua asuh beserta pendampinnya.





Kami berangkat pukul 6 pagi dengan menggunakan 3 bis besar Symphoni dan satu mobil dinas innova untuk membawa perlengkapan yang dibutuhkan disana. 



 Setelah berjuang dengan kepadatan lalu lintas, akhirnya kami tiba disana pukul 11 siang dan disambut dengan hangat oleh aparatur desa dan orang tua asuh dalam acara pembukaan. Para orang tua asuh sudah siap menjemput “anak-anaknya” yang akan tinggal selama 2 malam tiga hari disana. Setelah sesi pembukaan, para orang tua asuh ini membawa siswa kami untuk menyimpan barang di rumah nya masing-masing, dilanjutkan dengan sholat dan makan siang.



Acara dilanjutkan dengan keterampilan membuat reginang untuk siswi dan membuat gula aren untuk siswa. Hanya saja, keterampilan membuat gula aren tidak terlaksana karena ada kendala teknis. Setelah itu, acara yang seru sudah menanti yaitu tracking pengenalan alam sekitar lokasi homestay. Alam yang indah dan banyak variasi yang menarik sebagai lokasi yang menantang adrenalin, cukup membuat siswa bergairah dan antusias mengikuti sesi tracking ini. Berjalan melintasi sawah, sungai dan berakhir di area air terjun yang sejuk, menjadi refreshing tersendiri bagi siswa dan para pendamping. Terlebih bagi Syaikh dari Mesir yang juga turut serta dalam kegiatan ini. Berkali kali ia memuji pemandangan alam Indonesia yang tak ia dapatkan di negerinya sendiri, dan mengatakan bahwa Indonesia merupakan surga yang indah bagi siapapun yang memandanginya.


Eza, Sang Penakluk Air



Pada hari Sabtu tanggal 8 April 2017, saya mengajak Eza dan mbak nya di acara Homestay, program tahunan sekolah kami untuk siswa kelas XI. Pembelajaran kehidupan bermasyarakat untuk memupuk kesadaran sosial ini, rutin diadakan setiap tahun, dan tahun ini diadakan pada tanggal 8-10 April 2017 di kampung Pesanggrahan, Purwakarta Jawa Barat.

Mengajak anak saat bekerja biasanya alternatif yang saya pilih supaya tak lama meninggalkan anak. Tentu tak semua acara di tempat bekerja, saya bawa anak. Sebelum usia 2 tahun, saat masih menyusui Eza, saya rutin mengajak Eza ke acara sekolah baik acara resmi seperti rapat kerja, maupun yang non formal seperti homestay ini. Setelah Eza berusia 2 tahun lebih, saya lebih selektif lagi mengajak Eza. Untuk acara formal seperti rapat kerja, saya tak mengajak Eza, sementara untuk homestay, saya pilih untuk mengajak Eza karena papa nya juga pergi dan rangkaian acaranya memungkinkan saya untuk membawa Eza.

Saat berangkat naik bis, Eza sudah senang banget. Sejak kecil, ia sudah terbiasa jalan jauh karena tiap tahun harus mudik ke Tasik dan Kudus, ternyata ini menjadikan mental Eza kuat saat harus mengikuti perjalanan jauh, bersyukur banget Eza jarang rewel saat dibawa dalam perjalanan, baik saat harus menggunakan mobil, bis, kereta, semuanya lancar jaya tanpa ada kendala yang berarti. Alhamdulillah.

Hari pertama acara homestay, acaranya padat merayap. Siang hari, adalah keterampilan membuat reginang dan gula aren. Sore harinya, tracking pengenalan alam sekitar lokasi homestay. Eza tidak saya ajak karena ternyata saat mau berangkat, ia sudah tertidur pulas karena kecapean. Hari kedua barulah saatnya Eza eksplorasi. Lokasi yang strategis tak jauh dari air terjun, membuat si mba yang ngasuh, senang banget ngajak Eza ke lokasi air terjun. Awalnya takut terjun ke dalam air, lama-lama malah ga mau diajak pulang hihi. Kakak-kakak yang baik hati pun siap membantu Eza untuk bereksplorasi dengan alam (seperti yang terlihat dalam foto diatas)

Thursday, April 6, 2017

Sang Pemadam Kebakaran Cilik : Walo Nyasar, Pantang Menyerah



Pada hari Selasa tanggal 4 April 2017, Eza sudah diikutsertakan jauh-jauh hari untuk mengunjungi Pemadam Kebakaran bersama teman-temannya di Komunitas Pancar. Komunitas Pancar ini adalah komunitas home schooling yang sering mengadakan playdate bareng. Ini adalah kesekian kalinya Eza ikut aktivitas playdate bareng teman-temannya.

Awalnya kegiatan ini akan dilaksanakan hari Senin tanggal 3 April 2017, tapi berhubung ada kendala maka diundur menjadi hari Selasa tanggal 3 April 2017. Eza pun sudah diberitahu jauh-jauh hari tentang rencana kunjungan ke pemadam kebakaran ini. Si mbak nya pun semangat menyiapkan perbekalan untuk Eza.

Kami berangkat dari rumah di Serpong pukul 07.30 dengan mengendarai motor. Perjalanan jauh menuju Pemadam Kebakaran Lebak Bulus, ditempuh dalam waktu 1 jam lebih 15 menit, sempat macet mulai dari Ciputat hingga Lebak Bulus, akhirnya kami tiba disana pukul 08.45. Saat kami lapor ke petugas security, ditanya dari rombongan mana, saya bilang dari rombongan tk dan gabungan komunitas. Seorang petugas mencoba mengkonfirmasi bagian kunjungan, katanya tak ada jadwal kunjungan dari TK untuk hari ini. Sempat bingung, saya pun koar-koar di grup komunitas pancar.

Tak lama kemudian, ada satu orang teman yang baru tiba di lokasi, dengan membawa kedua anaknya, mba Titiek yang baru kenal pada saat itu, langsung dengan ramahnya memperkenalkan diri. Dengan diantar suaminya dari Depok, kedua putranya ini tampak sangat ngantuk dan kelelahan. Perjalanan yang ditempuh nyaris selama 3 jam, tentu membuat kedua anak ini cape. Sambil ngobrol, kami pun menengok grup. Tiba-tiba kami kaget saat ada yang mengingatkan bahwa Pemadam kebakaran yang dituju, bukan yang di Lebak Bulus, tapi yang di Villa Melati Mas, BSD, Tangerang Selatan. Mba Titiek pun bingung, setau kami rencana awal memang di Lebak Bulus, kami memang tak melihat secara detail info pemberitahuan terbaru. Hanya melihat tanggal, kami fikir tak merubah tempat, ternyata ih ternyata saya dan teman saya kurang teliti. Untung ada teman, jadi ga malu sendiri. Beginilah foto kami saat beraksi di Pemadam Kebakaran Lebak Bulus.


Postingan Favorit