Wednesday, February 1, 2017

Merencanakan Umroh untuk Mertua




Setelah mengaplikasikan ilmu komunikasi produktif, saya merasa komunikasi saya dengan suami makin berbobot dan berkualitas. Ada hasil positif dari obrolan kita, ga sekedar ngalor ngidul ga jelas. Dan ga seprti dulu, kalau lagi marah saya ga bisa ngobrol dengan suami, pasti bawaanya cemberut mulu dan bisa dipastikan suami bingung kenapa saya marah, haha khas ibu ibu banget, pengen ddimengerti… biasanya para istri pengen banget suami ngerti kalau kita marah, trus kita dipeluk disayang, padahal suami bingung kenapa kita diam karena kita ga ngomong…

Sore itu, sambil ngopi ditemani roti dan otak otak, di teras depan rumah, saya ngobrol dengan suami tentang rencana memberangkatkan umroh mertua di Kudus. Gayung bersambut, suami juga mendukung, dan kita bingung dana nya. Pengen banget bisa membahagiakan orang tua dan mertua. Karena orang tua saya sudah berangkat haji dan umroh, maka saya fokus ke mertua. Alhamdulillah daftar haji sudah, hanya berangkatnya tahun 2036, wuah masih lama banget kan. Mudah mudahan rejekinya ada dan dimudahkan untuk memberangkatkan umroh mertua.

Tuesday, January 31, 2017

Melatih Keberanian Anak



Setelah Eza mengikuti dongeng di acara Milad IIP di kampung dongeng pada hari Ahad minggu lalu tanggal 22 Januari 2017, alhamdulillah efeknya Eza menjadi lebih mandiri dan berani. Saya tinggal melatihnya untuk semakin berani baik saat tampil di depan orang lain, saat bertemu orang banyak atau saat melatih hal yang baru.

Saya ingat masa kecil saya pribadi, sepertinya saya dan kakak kakak saya tidak dilatih keberaniannya sehingga saya dan kakak kakak saya tak terampil berbicara di depan umum atau berani ngobrol dengan orang baru. Saat itu orang tua masih disibukkan dengan membangun ekonomi keluarga sehingga pola asuh dan lain lain mungkin tak terfikirkan. Sementara orang tua zaman sekarang, ilmu parenting sangat menjamur dimana mana, bahkan ada istilah “tsunami informasi” saking banyaknya berseliweran pelatihan atau kuliah whatsupp tentang ilmu parenting. Salah satu bahasan yang pembahasannya menarik dan dicari para orang tua adalah tentang kemandirian dan keberanian.

Keberanian dan kemandirian ternyata sangat berkaitan. Anak yang berani itu biasanya adalah anak mandiri dan sebaliknya anak mandiri, biasanya juga adalah anak pemberani. Keberanian dan kemandirian, bukanlah hal yang didapat secara sim salabim, tapi harus dilatih dan diberi stimulasi. Menurut beberapa referensi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melatih keberanian dan kemandirian anak, diantaranya:

Monday, January 30, 2017

Merencanakan Ulang Tahun Eza




Setelah mempraktekkan teori komunikasi produktif, saya makin nyaman dan semangat ngobrol apapun sama suami. Rasanya mengeluarkan uneg uneg itu plong aja, bahkan saya turut mengingatkan suami jika lupa dengan teori komunikasi produktif. Contohnya kemarin, saat Eza mau main ke rumah temannya depan rumah, terjadilah percakapan berikut :

Eza                  : Bunda, Papa mas boleh main ga ke rumah Irsyad?

Papa                : boleh, mas jangan berantem yaa..

Sebelum papanya selesai memberikan pesan pesan, Eza sudah lari aja ke rumah temannya. Tak terasa si ganteng ku dah senang main sendiri, ga perlu diantar dan ditemenin lagi. Saat Eza main, saya pun mengingatkan suami,

“Mas, kemarin saya dapat ilmu tentang teori komunikasi produktif, menurut beberapa referensi, kalau sama anak itu jangan memakai kalimat negatif tapi fokus pada kalimat positifnya”... suami pun mengangguk ngangguk sambil dengerin serius celotehan istrinya ini.

Postingan Favorit