Sunday, September 25, 2016

Resensi Buku : 10 Prinsip Spiritual Parenting




 

Judul                 : 10 Prinsip Spiritual Parenting

Penulis             : Mimi Doe & Marsha Walch

Penerjemah      : Rahmani Astuti

Penerbit           : Media Pustaka Sentra

Terbit               : 2001, cet 1

Tebal               : 322 halaman

 

Saya menemukan buku ini di dalam rak lemari saya, sudah bertengger bertahun-tahun dalam lemari saya tapi entah kenapa saya tergerak kembali untuk membaca buku ini, kali ini saya buka bersamaan dengan buku parenting islami seperti Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah Saw karya Jamaal Abdur Rahman dan Mendidik Cara Nabi Saw karya Najib Khalid.

Sengaja saya buka bersamaan antara buku barat dengan buku islami untuk membandingkan metodologi dan isi buku-buku tersebut. Walau saya belum membaca keseluruhan buku tersebut, tapi secara umum saya sudah bisa menyimpulkan bahwa secara isi, buku-buku parenting islami tidak kalah, lebih berbobot dan kuat dari sisi referensi. Sementara buku barat yang diwakili buku ini, isinya sederhana bahkan disimpulkan dengan poin-poin dan disertakan beberapa kisah dan pengalaman dari beberapa anak dan orang tua untuk memperkuat poin-poin tersebut.

Belajar Nyetir Mobil, Menabrak dan Asuransi (Bagian Pertama)




Saya belajar menyetir mobil sudah lama bertahun-tahun lalu, tapi entah kenapa tak kunjung menumbuhkan keberanian untuk menyetir sendiri ke jalan raya. Pengalaman menabrak mobil angkutan pedesaan bertahun-tahun lalu masih menumbuhkan terbayang-bayang dan menjad pengalaman traumatik yang sedang berusaha saya hilangkan. 

Beberapa bulan ini saya menumbuhkan keberanian kembali untuk menyetir mobil, dimulai dengan membawa supir kantor untuk mengawal belajar, hingga minta didampingi suami dalam melancarkan proses menyetir. Tapi suami belum memberikan ‘restu” kepada saya untuk menyetir ke jalan raya. Katanya saya masih belum layak karena belum dapet feel nya dan masih srudukan dalam menyetir. Tambahlah saya menjadi semakin tidak pede.

Tapi saya tetap harus belajar menghadapi dan melawan rasa takut. Pengen banget gitu bisa berani menyetir mobil sendiri, mengajak Eza jalan bareng temen-temen tanpa harus mengganggu waktu suami. Akhirnya saya mulai berani menyetir sendiri di tempat kerja, keliling keluar trus balik lagi ke dalam kantor. Beberapa minggu sukses membuat saya berani sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya beberapa minggu lalu saat saya saya belajar mundur dari tempat parkiran, karena saya menghindari mobil tetangga agar tidak tertabrak, karena kurang memperhitungkan posisi mobil dan lingkungan sekitar, ternyata saya malah menabrak tembok. Kagetlah saya karena bunyinya cukup keras dan membuat saya semakin takut. Suami sedang mengetik di rumah, tampaknya tidak mendengar suara benturan mobil. Akhirnya saya menenangkan diri saya dan kembali memparkirkan mobil di tempatnya. Sukses Alhamdulillah.

Monday, September 19, 2016

The Traveller Eza : Mengenal Perpustakaan





Sudah lama saya ingin mengajak Eza ke perpustakaan untuk mengenalkan buku dan mainan edukatif. Berkali-kali juga saya meminta suami untuk pergi ke perpustakaan umum milik pemerintah provinsi DKI Jakarta di kawasan Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta, tapi berkali-kali juga suami menolak dengan alasan kesibukan. Nah di hari Sabtu tanggal 4 Juni 2016, dengan tanpa direncanakan sebelumnya, saya dan suami berhasil mengajak Eza ke perpustakaan keren yang ramah anak ini.
Awalnya saya dan suami berencana menengok bayi dari teman kami di Jakarta tapi karena sepulang dari sana masih belum terlalu siang, akhirnya suami malah mengajak ke tempat ini. Wuah saya senang banget dong, karena udah lama banget pengen main ke tempat ini. Sudah berkali-kali saya lihat fotonya di facebook, dan mupeng banget dengan testimoni dari pengunjungnya bahwa perpustakaan ini selain memang punya banyak koleksi buku, juga punya arena bermain yang sangat menarik buat anak-anak.

Postingan Favorit