Beberapa bulan ini saya menumbuhkan keberanian kembali untuk menyetir mobil, dimulai dengan membawa supir kantor untuk mengawal belajar, hingga minta didampingi suami dalam melancarkan proses menyetir. Tapi suami belum memberikan ‘restu” kepada saya untuk menyetir ke jalan raya. Katanya saya masih belum layak karena belum dapet feel nya dan masih srudukan dalam menyetir. Tambahlah saya menjadi semakin tidak pede.
Tapi saya tetap harus belajar menghadapi dan melawan rasa takut. Pengen banget gitu bisa berani menyetir mobil sendiri, mengajak Eza jalan bareng temen-temen tanpa harus mengganggu waktu suami. Akhirnya saya mulai berani menyetir sendiri di tempat kerja, keliling keluar trus balik lagi ke dalam kantor. Beberapa minggu sukses membuat saya berani sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya beberapa minggu lalu saat saya saya belajar mundur dari tempat parkiran, karena saya menghindari mobil tetangga agar tidak tertabrak, karena kurang memperhitungkan posisi mobil dan lingkungan sekitar, ternyata saya malah menabrak tembok. Kagetlah saya karena bunyinya cukup keras dan membuat saya semakin takut. Suami sedang mengetik di rumah, tampaknya tidak mendengar suara benturan mobil. Akhirnya saya menenangkan diri saya dan kembali memparkirkan mobil di tempatnya. Sukses Alhamdulillah.