Saturday, November 24, 2012

MEMAKNAI SEBUAH “KEBETULAN”


Seringkali kita mengalami peristiwa yang menurut kita, terjadi secara kebetulan.Tiba-tiba bertemu seseorang, tiba-tiba mengalami kegagalan, tiba-tiba menemukan sebuah buku bagus dan lain-lain. Apakah memang semuanya terjadi secara kebetulan? Ataukah saat kita mengalami kejadian tersebut, sesungguhnya kita sedang digiring menuju satu tujuan tertentu?

Baru-baru ini saya membaca sebuah buku karangan Deepak Chopra yang berjudul “Pemenuhan Hasrat Seketika” (kalau tidak salah), ternyata dalam buku tersebut dijelaskan bahwa tidak ada yang namanya peristiwa kebetulan. Semuanya bermakna dan memiliki tujuan. Dalam buku tersebut, dijelaskan sisi ilmiah dari sebuah peristiwa yang kita sebut “kebetulan”.Ternyata setiap peristiwa yang kita alami, semuanya saling berkaitan dan tidak ada yang kebetulan.
Saya ingin berbagi pengalaman saya sendiri.

Suatu hari di tahun 2007, saya mengalami peristiwa traumatis. Saat bertemu seorang wanita, saya ketakutan. Saya ingat bahwa sebelumnya, saya mengalami "intimidasi psikis" yang membuat saya terluka. Pengalaman itu membekas hingga pikiran bawah sadar merekamnya sangat lama, memori ini tersimpan begitu rapih hingga saya baru menyadarinya 4 tahun kemudian. Saya mengabaikan peristiwa tersebut, bersikap seolah-olah saya baik2 saja dengannya. Saya fikir ini hanya peristiwa yang terjadi secara kebetulan dan akan berlalu seiring berjalannya waktu.

Hingga di tahun 2011, saat saya ada kesempatan harus menginap bersamanya dalam sebuah kegiatan, ternyata saya tidak bisa tidur, padahal biasanya saya termasuk yang gampang sekali tidur dimanapun. Segenap hati saya mencoba memejamkan mata, ternyata tidak bisa. Akhirnya saya memutuskan pindah tempat, menjauh darinya, dan ternyata saya bisa tidur. Saya pun merasa aneh dengan fenomena ini, saya ceritakan lah peristiwa ini pada seorang sahabat, dan dia mengatakan bahwa saya sedang ada dalam masalah dan harus dicari solusinya. Sahabat saya bilang, bahwa saya mengalami peristiwa traumatik.

Saya kaget, tak menyangka bahwa itu adalah masalah dan baru menyadarinya 4 tahun kemudian. Bagaimana mungkin pikiran bawah sadar merekam peristiwa itu begitu lama? Padahal saat saya bertemu dengannya, saya merasa tidak ada masalah, tapi ternyata tidak demikian dengan pikiran bawah sadar. Setelah saya menyadari bahwa itu adalah masalah, mulailah saya mencari solusinya.

Sejak saat itu, mulailah saya membaca berbagai literatur tentang pengalaman traumatic dan pengaruh pikiran bawah sadar, mengikuti berbagai seminar tentang NLP, pikiran bawah sadar, berkenalan dengan berbagai terapi, hipno terapi, meditasi dll. Memang tidak terlalu mendalam, tapi pada akhirnya saya bersyukur, ternyata pengalaman traumatic bersamanya telah mengajarkan saya banyak hal dan saya “dipaksa” untuk mempelajari ilmu baru yang belum pernah saya kenal sebelumnya.

Lalu, di tahun 2012 ini, beberapa bulan yang lalu ada siswi saya yang konsultasi bahwa dia merasa takut dengan seorang guru dan hal ini membuatnya terganggu. Intinya siswi ini mengalami peristiwa traumatic dengan seorang guru. Tiba2 saya baru “ngeh” inilah salah satu maksudnya kenapa saya harus mengalami peristiwa traumatic di tahun 2007, jawabannya baru saya dapatkan 5 tahun kemudian. Bahwa saya sedang dipersiapkan untuk menangani siswi ini. Jika saya tidak mengalami sendiri, mungkin saya tidak akan bisa berempati dan tidak akan tahu solusinya. Minggu yang lalu, bertambah lagi siswi yang konsultasi, trauma dengan sebuah luka dan darah, padahal dia ingin mengambil kuliah di jurusan kedokteran.

Jadi ternyata, tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Penciptaan nyamuk aja punya tujuannya, apalagi berkaitan dengan scenario hidup kita, tidak mungkin semuanya terjadi secara kebetulan. Sesungguhnya kita sedang digiring pada satu tujuan besar tentang penciptaan diri kita, yang harus kita cari dengan sepenuh hati dan fikiran kita. Ada memang berbagai peristiwa dalam hidup saya, yang belum saya mengerti tujuannya saat ini, tapi saya yakin 1,2, 4 atau 5 tahun berikutnya saya akan menemukan jawabannya.

Saya sangat menikmati semua ini, karena ternyata PROSES MENEMUKAN JAWABAN ITU LEBIH INDAH DARI JAWABANNYA ITU SENDIRI.

Wassalam
Eva Novita
Rabu, 17 Oktober 2012/1 Dzulhijjah 1433 H
Setelah mengobrol dengan seorang sahabat.
Makasih Rab, atas semua scenario hidup sy yang indah …

Masjid Terbesar di Eropa Barat (Sebuah Surprise yang menyenangkan)


Menemukan sebuah masjid di negara kita yang mayoritas muslim, mungkin biasa-biasa saja. Bahkan karena jumlah masjid di negara ini sudah berlimpah, hati kita cenderung tak merasakan sensasi apapun. Tapi akan berbeda rasanya jika kita sedang berada di sebuah tempat yang mayoritas penduduknya bukan beragama Islam. Itulah yang kami (saya dan teman-teman) rasakan saat berada di Eropa awal Juli lalu.

Masjid itu bernama Essalam dan terletak di Rotterdam. Rotterdam, merupakan salah satu kota di Eropa yang paling ramah bagi muslim. Dengan jumlah presentase 40% dari 585,000 penduduk Rotterdam (data tahun 2009), Rotterdam bukan hanya dipimpin oleh Ahmed Aboutaleb (walikota muslim pertama di Rottherdam, beliau merupakan warga Belanda keturunan Maroko), tetapi telah menjadi kota imigran muslim terbesar di Belanda.

Trus kita harus bilang "WOW" gitu pada dunia?

Bergalau tentang dunia adalah kegelapan dalam dada. Bergelisah tentang akhirat adalah cahaya menerangi jiwa  (Utsman bin Affan)

Jika dunia dan kesenangannya sudah tak lagi menjanjikan kebahagiaan, mengapa tak mencoba mengubah orientasi kita kepada kehidupan akhirat? kita kerap TERPESONA dengan sesuatu yang sifatnya sementara; kecantikan dan ketampanan bukan agamanya, harta yang melimpah bukan halal dan baiknya, banyak menuntut bukan syukurnya, banyak mengeluh bukan sabarnya. Orientasi akhirat bersifat abadi!! Apakah kita harus selalu mengatakan "WOW" gitu untuk dunia?

 Berjuang, meniti jalan yang sudah dipilih adalah harga mati. Cinta dan ridho Ilahi tujuan pasti. Berat atau terjal tak masalah. Pahit getir tak bertepi tak apa, karena YAKIN semua ada solusi. jalan dari Yang Maha Kasih, Pertolongan nyata dari Yang Maha Berkuasa, maka GENTAR, PERGILAH, TAKUT, MENYINGKIRLAH! Ini aku sudah memilih, meniti jalan ini harga mati. meraih cinta dan ridho Ilahi tujuan pasti.

Dengan merangkan atau berjalan tertatih, aku sudah putuskan untuk berlari pada keluasan lautan sayang yang tak bertepi dari Al-WALIYY. Dalam sakit atau senang aku tak peduli. Raih cinta-Nya adalah harga mati.

(sms dari Kusdiniyah)

Postingan Favorit