Judul: Petualangan Ibnu Batuta (Seorang Musafir Muslim Abad ke-14)
Penulis:Ross E. Dunn
Penerjemah: Amir
Sutaarga
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Terbit: 2013
Tebal: 360 halaman
Ini
adalah buku terjemahan dari buku aslinya yang berjudul The Adventures of Ibn
Batuta, a Muslim Traveler of the 14th Century. Pada bagian pengantarnya
yang ditulis oleh Taufik Abdullah, dipaparkan bahwa Ibnu Batuta adalah
pengelana pertama yang mengunjungi seluruh dunia Islam yang dikenal waktu itu,
mulai dari Afrika Utara, Jazirah Arab, anak benua India, Indonesia hingga Cina.
Ia bukan hanya turis yang datang untuk menikmati alam dan budaya, tapi juga
seorang ulama terpelajar yang berkelana sambil menyebarkan ilmu, dan uniknya ia
adalah satu satunya yang menulis pengelanaannya di seluruh dunia Islam di zaman
klasik, lengkap dengan memperlihatkan situasi dunia Islam saat kebesaran
politik, ilmu pengetahuan dan budaya masih belum dilanda krisis yang mendalam.
Buku
ini dibagi menjadi 14 bab besar yaitu Tangier, Maghrib, Orang Mamluk, Mekkah,
Persia dan Irak, Laut Arabia, Anatolia, Padang Rumput, Delhi, Malabar dan
Maladewa, Cina, Kampung Halaman, Mali dan Rihla.
Tangier
berkisah tentang perjalanan Ibnu Batuta di pantai Maroko, ujung barat daya
Selat Jibraltar. Tangier merupakan titik pertemuan geografis empat dunia,
Afrika dan Eropa, Atlantik dan Laut Tengah. Pada tanggal 14 Juni 1325, saat
berusia 21 tahun, ia meninggalkan Tangier menuju arah tenggara melalui dataran
tinggi Rif Timur untuk bergabung dengan sebuah safari haji. Perjalanannya
menyusuri Konstantin, Tunis, Libya hingga tiba di Iskandariyah pada 5 April
1326.
Pada
bab Orang Mamluk, bercerita tentang perjalanan Ibnu Batuta di Mesir, mulai dari
Iskandariyah, Kairo, Damaskus hingga Yerrussalem. Hingga sampailah pengelanaan
Ibnu Batuta ke Mekkah sebagai kota tempat pelaksanaan ibadah haji, hingga
akhirnya gelar haji pun didapatkannya dan pada tanggal 17 November 1328, ia pun
meninggalkan Mekkah. Perjalanan berlanjut menuju Persia dan Irak hingga Laut
Arabia.
Pada
bab 7 tentang Anatolia, pengelanaan Ibnu Batuta berlanjut ke India dan Turki.
Berlanjut ke wilayah Mongol yang diceritakan di bab 8, perjalanan Ibnu Batuta
yang diiringi sekawanan kecil rombongan dan para budak, tiba din Benteng
Mahtuli di perbatasan antara Byzantium dan Bulgaria. Perjalanan lengkap Ibnu
Batuta di India, dengan sangat detail diceritakan di bab 9 hingga akhirnya
meninggalkan Delhi pada tanggal 2 Agustus 1341, untuk melanjutkan perjalanan ke
Kepulauan Maladewa dan Malabar.
Dan
tibalah pengembaraan Ibnu Batuta di Cina yang diceritakan secara lengkap pada
bab 11. Ibnu Batuta memuji Cina sebagai negeri yang luas dan makmur sekali,
terkenal karena kualitas sutra dan porselinnya, merupakan negeri palin aman dan
paling cocok untuk para traveller.
Pada
bab 12 tentang kampung halaman, ia melanjutkan perjalanan menuju Zafar
(Dhofar), pelabuhan di Arabia Selatan dan di bulan Januari 1348, setelah
singgah sebentar di Baghdad, ia kembali mengunjungi Damaskus, kampung
halamannya. Disinilah ia mendapat berita duka bahwa ayahnya dan anak lelakinya
telah wafat, sementara ibunya masih hidup dan sehat.
Pada
bab 13, yang diberi tajuk Mali, dipaparkan pengembaraannya di kota ini yang terjadi
tahun 1351, untuk kemudian meninggalkan kota ini padda tahun 1353. Dan pada bab
14 yang berjudul Rihla, sebagai bab penutup buku ini, dijelaskan seluk beluk
penyusunan buku ini dan kritik atas catatan perjalanan Ibnu Batuta. Dalam
Rihla, ia tak pernah menyebut karya tulisnya catatan dan ia tak mudah mengingat
nama orang atau kota secara khusus. Kritik atas buku tersebut diantaranya
beberapa tempat sepertinya tak pernah dikunjungi Ibnu Batuta secara langsung. Banyak
kritikus yang meragukan kunjungannya ke komunitas Muslim di Bulgaria, meragukan
kebenaran perjalanan ke Cina dan Byzantium dan beberapa tempat lain. Dampak buku
ini di dunia muslim tak tersebar secara meluas, justru para sarjana Eropa
Kristen yang memberikan apresiasi, satu-satunya wilayah yang banyak penduduknya
di Eurasia, wilayah yang sebenarnya tak pernah dikunjungi Ibnu Batuta secara
resmi.
Bagaimanapun
buku ini sangat bersejarah, menceritakan kisah perjalanan Ibnu Batuta, seorang
traveller muslim yang berhasil mengunjungi berbagai wilayah di dunia, beserta
catatan tentang kondisi politik dan agama yang terjadi di wilayah tersebut.
No comments:
Post a Comment