Tuesday, January 31, 2017

Melatih Keberanian Anak



Setelah Eza mengikuti dongeng di acara Milad IIP di kampung dongeng pada hari Ahad minggu lalu tanggal 22 Januari 2017, alhamdulillah efeknya Eza menjadi lebih mandiri dan berani. Saya tinggal melatihnya untuk semakin berani baik saat tampil di depan orang lain, saat bertemu orang banyak atau saat melatih hal yang baru.

Saya ingat masa kecil saya pribadi, sepertinya saya dan kakak kakak saya tidak dilatih keberaniannya sehingga saya dan kakak kakak saya tak terampil berbicara di depan umum atau berani ngobrol dengan orang baru. Saat itu orang tua masih disibukkan dengan membangun ekonomi keluarga sehingga pola asuh dan lain lain mungkin tak terfikirkan. Sementara orang tua zaman sekarang, ilmu parenting sangat menjamur dimana mana, bahkan ada istilah “tsunami informasi” saking banyaknya berseliweran pelatihan atau kuliah whatsupp tentang ilmu parenting. Salah satu bahasan yang pembahasannya menarik dan dicari para orang tua adalah tentang kemandirian dan keberanian.

Keberanian dan kemandirian ternyata sangat berkaitan. Anak yang berani itu biasanya adalah anak mandiri dan sebaliknya anak mandiri, biasanya juga adalah anak pemberani. Keberanian dan kemandirian, bukanlah hal yang didapat secara sim salabim, tapi harus dilatih dan diberi stimulasi. Menurut beberapa referensi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melatih keberanian dan kemandirian anak, diantaranya:

Monday, January 30, 2017

Merencanakan Ulang Tahun Eza




Setelah mempraktekkan teori komunikasi produktif, saya makin nyaman dan semangat ngobrol apapun sama suami. Rasanya mengeluarkan uneg uneg itu plong aja, bahkan saya turut mengingatkan suami jika lupa dengan teori komunikasi produktif. Contohnya kemarin, saat Eza mau main ke rumah temannya depan rumah, terjadilah percakapan berikut :

Eza                  : Bunda, Papa mas boleh main ga ke rumah Irsyad?

Papa                : boleh, mas jangan berantem yaa..

Sebelum papanya selesai memberikan pesan pesan, Eza sudah lari aja ke rumah temannya. Tak terasa si ganteng ku dah senang main sendiri, ga perlu diantar dan ditemenin lagi. Saat Eza main, saya pun mengingatkan suami,

“Mas, kemarin saya dapat ilmu tentang teori komunikasi produktif, menurut beberapa referensi, kalau sama anak itu jangan memakai kalimat negatif tapi fokus pada kalimat positifnya”... suami pun mengangguk ngangguk sambil dengerin serius celotehan istrinya ini.

Sunday, January 29, 2017

Materi Kelas Bunda Sayang sesi #1 KOMUNIKASI PRODUKTIF



KOMUNIKASI PRODUKTIF

Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif,  agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan,  baik kepada diri sendiri,  kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.

KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI

Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif.

Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.

Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir  dan cara kita berpikir

Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.

Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda

Kata  masalah gantilah dengan tantangan

Kata Susah gantilah dengan Menarik

Kata Aku tidak tahu gantilah Ayo kita cari tahu

Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi.


Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik, bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.


Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya


Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.


 Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.

Allah, Kami Titip Mimpi Keluarga Kami ya... Pliiissss




Pada hari Selasa sampai hari Kamis tanggal 17-19 Januari 2017, saya mengikuti Pelatihan Manager Koperasi di Cipanas Cianjur. Sebenarnya saya sudah berusaha mengutus teman pengurus koperasi lain untuk mengikuti acara ini, ternyata ga pada bisa, akhirnya saya pun memutuskan pergi setelah meminta restu suami. Sepertinya beginilah takdir, sudah berusaha menghindar sebisa mungkin, tapi kalau sudah rejekinya, yah ga akan lagi bisa menghindar, dan mungkin inilah yang nanti akan banyak mengubah hidup saya ke depan, yang sepertinya akan mendukung impian saya selama ini.

Setelah mengikuti pelatihan ini, saya langsung ngobrol dengan suami, saya ceritakan materi pelatihan ini dan follow up nya ke depan untuk keluarga kami. Kebetulan, saat pelatihan ini juga saya mendapat sms surprise dari Bu Septi sebagai Founder IIP, bahwa saya terpilih sebagai Manager Keuangan IIP Nasional. Wuah ga nyangka banget, mengajukan lamaran saat deadline dah terlewat, ternyata malah diterima. Jadilah fikiran saya mengembara kemana-mana.. Saking bersemangat nya, saya bilang ma suami sepertinya Koperasi lah yang akan membuat saya keliling Indonesia dan semoga keliling dunia.

Saturday, January 28, 2017

Jika Anak Ingin Mandiri, Orangtua Mendukung atau Memanjakan?




Setelah belajar komunikasi produktif dan belajar melatihnya dengan cara ngobrol bareng suami, kali ini saya belajar mempraktekkannya dengan anak saya Eza yang sebentar lagi menginjak usia 3 tahun.
Si 3 tahun ini lagi senang senangnya melakukan segala sesuatu sendiri, tanpa dibantu kami sebagai orang tua nya. Saat mandi, misalnya, ia senang sekali saat bisa mengambil sikat gigi sendiri, padahal itu ada di tempat tinggi, saya mengamati apa strategi yang dia lakukan untuk mengambil sikat gigi, ternyata dia tutup kloset nya dan dia naik diatas kloset. Anak pintar...

Lain waktu saat mau ganti pakaian, saya bilang :

Bunda : “Mas, sini bunda bukain baju nya”
Eza      : Mas udah bisa sendiri
Bunda : bagus, pinter, coba bunda lihat...

Friday, January 27, 2017

Ketika Suami Curhat


Memiliki suami yang baik dan ga neko neko, itu adalah anugerah yang sangat sangat harus disyukuri. Ga pernah marah, jarang melarang, suka mengijinkan kemana pun saya pergi, membebaskan saya pergi dengan teman teman, kadang kadang membuat saya terlena. Karena suami yakin pasti mengijinkan, biasanya saya hanya memberitahu jika saya mau pergi, bukan minta ijin boleh atau tidak.

Ternyata oh ternyata, setelah banyak ngobrol dan menggali lebih dalam, saat suasana nyantai dan kondusif, saya biasanya meminta suami mengeluarkan uneg uneg nya. Waktunya tak tentu, kadang saat menemani Eza main, sehabis sholat berjamaah, saat makan, saat di dalam mobil, setelah melihat suasana mendukung dan bisa agak santai ngobrol, biasanya saya pancing suami curhat tentang saya.

Dan jreng jreng, masih banyak hal yang harus saya perrbaiki. Ternyata saya pergi dengan teman teman itu, tak selamanya diijinkan. Pernah memang saya kebablasan lama pergi dengan teman untuk nonton dan jalan jalan, saya hanya mengabari via wa bahwa saya jalan ma sahabat saya. Lama kejadian itu berlalu, baru terungkap kemarin saat kami ngobrol santai. Saya tanya mengapa baru dibahas sekarang, ga langsung disampaikan dan ternyata oh ternyata karena saya takut naik pitam jika diingatkan langsung. Tau aja kalo wanita sudah marah, para lelaki ga bisa berkutik. Dia memang selalu mencari waktu yang pas untuk bisa ngingetin saya, supaya ga tersinggung, supaya pesannya nyampe dan biar ga dicemberutin katanya haha

Thursday, January 26, 2017

Tantangan Kelas Bunda Sayang (Pengaruh Dongeng)


Setelah lulus matrikulasi batch #1, kami para fasilitator ditantang untuk memfasilitasi lulusan matrikulasi batch #2 menuju kurikulum IIP berikutnya yaitu Bunda Sayang, yang berisi materi pendidikan anak. Kalau kelas matrikulasi hanya 13 bulan, kali ini kelas bunda sayang memakan waktu satu tahun karena tantangannya adalah ilmu yang kita dapatkan harus dipraktekkan melalui tantangan 10 hari. Wow sangat menantang dan memacu adrenalin.



Materi pertama adalah tentang komunikasi produktif. Tantangannya adalah membuat “family forum” untuk mengaplikasikan tentang komunikasi produktif. Sebenarnya mengobrol itu sering dengan suami, tapi memang jarang mendokumentasikannya.

Hari pertama dimulai hari Senin malam kemarin dengan ngobrol berdua bareng suami, anak saya Eza sedang tidak enak badan jelang usianya menuju 3 tahun di tanggal 13 Februari 2017. Kami mengobrol tentang hasil kegiatan Milad IIP ke-5 yaitu di Kampung Dongeng. Saya cerita ke suami, betapa pengaruh dongeng itu sangat besar. Eza menjadi lebih mandiri dan percaya diri dalam melakukan sesuatu seperti gosok gigi sendiri, mandi dan mengambil alat mandi sendiri, dan lain lain. Suami pun mendengarkan dengan antusias. Ngobrol dengan suami dengan suasana santai, ternyata sangat membahagiakan...

Pada hari Ahad tanggal 22 Januari 2017, Eza mengikuti acara milad IIP di Kampung Dongeng. Acara mendongeng bareng Ka Awam, menjadi hal yang menyenangkan bagi Eza dan teman temannya yang mengikuti acara tersebut. kami, para orang tua pun menjadi belajar seni  mendongeng, yang bisa dibilang menantang. Ceritanya sederhana tapi cara mengemas nya yang butuh keterampilan tersendiri. Bismillah harus terus belajar untuk menjadi orang tua yang baik.'

Kamis, 260117.04.00

#hari1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip




#odopfor99days#part2#day5

Tuesday, January 10, 2017

Makam Gus Dur : Refleksi Kebermanfaatan untuk Umat (Nazar Bagian Kedua)




Setelah mengunjungi makam Bung Karno di Blitar, kami melanjutkan perjalanan ke kampung Coklat, masih di wilayah Blitar. Ternyata kampung coklat ini luas sekali, berbagai oleh oleh berbahan coklat dan aneka makanan dan minuman yang langsung bisa disantap di tempat, tentu berbahan utama coklat, juga bisa ditemui disana. Bahkan ada area terapi ikan bagi yang tak suka berburu coklat. Eza dan papaya sempat mencoba terapi ikan ini, walau akhirnya Eza ternyata gak berani. Setelah lelah berkeliling, kami pun meninggalkan Kota Blitar sekaligus berpamitan pada orang tua siswa yang telah menyempatkan diri menyambut kami dengan begitu antusias.

Teepat jam lima sore, kami meninggalkan Blitar menuju Batu Malang untuk menuju tempat penginapan. Rasanya tubuh ini memang sudah tak sabar untuk ketemu si kasur untuk sekedar berleha leha dan beristirahat setelah berlelah ria di perjalanan selama 2 hari. Beruntung, tempat penginapan kami sangat luas dan nyaman bagi keluarga besar kami. Rumah besar dua tingkat yang memiliki 9 kamar ini adalah rekomendasi seorang alumni asal Malang, yang lokasinya sangat strategis karena berdekatan dengan tempat wisata di Batu, Malang. Dengan uang sewa satu juta per malam, kami tak menyesal menghabiskan uang dua juta untuk bermalam dua hari di tempat ini. Sangat nyaman dan memuaskan.

Monday, January 9, 2017

Makam Bung Karno : Penantian 16 Tahun (Nazar Bagian Pertama)




Pada hari Senin tanggal 26 Desember 2016, akhirnya saya bisa menginjakkan kaki juga di tanah Blitar, tepat nya di makam Bung Karno, Sang Proklamator Indonesia. Butuh waktu 16 tahun bagi saya dan keluarga untuk bisa sampai tempat ini. Banyak tantangan dan kendala yang menghiasi perjalanan panjang ini. Saya dan keluarga besar ibu saya yang berjumlah 24 orang, akhirnya bisa berziarah dan berwisata bersama setelah menanti selama 16 tahun. Gimana ceritanya? Yuks mari kita lanjutkan ceritanya.

Berpuluh tahun lalu, ibu saya (mamah) dulu sempat mengucapkan nazar atau janji jika anak anaknya selesai kuliah semua, dia akan mengajak anak dan cucunya untuk ziarah ke makam Bung Karno di Blitar. Pada tahun 2000, sebenarnya saya dan kaka kaka saya, akhirnya berhasil menyelesaikan amanah kuliah kami. Tapi ternyata setelah usai wisuda kami, tak serta merta urusannya menjadi lancar bagi mamah untuk menunaikan nazar nya. Bertahun-tahun pun terlalui tanpa sempat menunaikan nazar tersebut.

Postingan Favorit