Thursday, December 19, 2013

Positive Parenting : Belajar Menjadi Orangtua



Judul Buku                   : Positive Parenting (Cara-cara Islami Mengembangkan Karakter Positif pada Anak Anda)
Penulis                          : Mohammad Fauzil Adhim
Penerbit                        : Mizania PT Mizan Pustaka, Bandung
TahunTerbit                  : 2007 (cet ke-2)
Jumlah Halaman           : 276

Yang menjadi latar belakang penulisan buku ini adalah keresahan sang penulis terhadap masa depan anak-anak di zaman sekarang. Menurut sang penulis, sekedar cerdas saja tidak cukup jika kita ingin mempersiapkan anak-anak itu mampu mengemban amanah pada zamannya. Sang penulis bermimpi bahwa setiap orang tua harus berbekal ilmu yang memadai. Sekedar membekali anak-anak dengan uang dan memasukkan di sekolah unggulan, tak cukup untuk membuat anak-anak itu menjadi manusia unggul. Maka buku ini disusun dengan tujuan agar anak-anak itu kelak mampu memberi warna bagi zamannya, bukan diwarnai.


Buku ini terdiri dari 2 bagian besar yaitu Bagian Pertama: Dasar-Dasar Positive Parenting dan Bagian Kedua: Perwujudan Positive Parenting. 

Pada bagian Pertama, ada 11 sub judul yang dibahas yaitu Dan Tuhanmu Agungkanlah, Semoga Doa-Doa Mereka Membubung Tinggi, Membangkitkan Semangat Anak, Belajar dari Masa Kecil, Pada Mulanya adalah Membaca, 50 Tahun Mendatang Anak Kita, Matinya Perjuangan, Ajarkan Jihad Sejak Dini, Merusak tetapi Dicintai, Berseteru karena Cemburu, dan Dua Anak Cukup.  

Pada bagian pertama, sang penulis menjelaskan bahwa diantara sebab-sebab tidak munculnya generasi yang tanggap terhadap perubahan zaman tanpa terhanyut di dalamnya, adalah tidak sejalannya da’wah dan jihad dengan pendidikan dan penyiapan generasi. Da’wah berjalan tanpa perencanaan pendidikan yang matang sehingga kehilangan visi dan kepekaan menghadapi gejalan zaman. Sementara pendidikan berjalan tanpa arah yang jelas dan “ruh” yang kuat, sehingga mudah terpengaruh oleh tepuk tangan dan pujian.

Tuesday, December 10, 2013

Misteri Piramida Giza di Mesir




Jika kita berkunjung ke Mesir, tempat yang wajib dikunjungi karena menjadi icon Mesir adalah Piramida Giza yang terletak di jantung kota Kairo. Berbagai perdebatan muncul terkait dengan sejarah pembangunan piramida Giza ini. Apalagi akhir akhir ini, tepatnya sekitar bulan Oktober lalu, ramai pula diberitakan bahwa di Indonesia, ditemukan situs Megalitikum Gunung Padang yang terdapat di kawasan Cianjur, Jawa Barat,  yang umurnya diperkirakan jauh lebih tua daripada piramida mesir. Jika Piramida Giza di Mesir diperkirakan dibangun 2550 tahun Sebelum Masehi, maka situs Gunung Padang di Cianjur ini, diprediksi dibangun 10.000 tahun Sebelum Masehi.

Pada hari Senin pagi, 17 Januari 2011 saya berkesempatan mengunjungi Piramida Giza ini di  sela-sela waktu belajar saya disana. Bersama 2 orang teman yang setia menjadi guide saya selama sebulan di Mesir, saya menyengajakan diri berkunjung ke tempat khas Mesir ini. Saat itu, Mesir sedang dalam suasana musim dingin, maka tumpukan kabut terlihat menutupi area Piramida Giza ini. Saat kami kesana, belum banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat ini, mungkin karena masih pagi, sehingga area piramida ini, belum dibuka, ternyata kami baru sadar bahwa kami terlalu pagi nyampe lokasi ini. Tentu ini juga bukan tanpa alasan, karena memang rencananya hari ini, ada beberapa tempat wisata yang akan dikunjungi, jadi kami memutuskan memulai perjalanan ini di pagi hari. Piramida Giza adalah menjadi tujuan pertama kami karena tempat ini mengandung nilai historis tinggi. Mari kita ulas sejarah piramida ini.

Wednesday, December 4, 2013

Kisah Pasir

Dari mata airnya yang nun jauh di gunung sana, sebatang sungai mengalir melewati apapun di tebing dan ngarai, akhirnya mencapai padang pasir. Selama ini ia telah berhasil mengatasi halangan apapun dan sekarang berusaha menaklukkan halangan yang satu ini. Tetapi setiap kali sungai itu cepat-cepat melintasinya, airnya segera lenyap di pasir.

Sungai itu sangat yakin, bahwa ia ditakdirkan melewati padang pasir itu, namun ia tidak bisa mengatasi masalahnya Lalu, terdengar suara tersembunyi yang berasal dari padang pasir itu, bisiknya, "Angin bisa menyeberangi pasir, Sungai pun bisa."

Monday, December 2, 2013

Pendengaran (السَّمْعَ) dan Penglihatan (الْأَبْصَارَ / بصَرَ ) dalam ayat-ayat al-Qur’an



Al-Qur’an adalah mujizat yang tak pernah habis untuk dikaji. Banyak aspek kemujizatan al-Qur’an yang menjadi sumber decak kekaguman, diantaranya aspek bahasa al-Qur’an (al-ijaz al balaghi). Mujizat tersebut dapat dikorelasikan dengan kemukjizatan ilmiah (al i’jaz al ‘ilmiy) al-Qur’an. Istilah al I’jaz al ‘Ilmiy (kemukjizatan ilmiah) al Qur’an mengandung makna bahwa sumber ajaran agama tersebut telah mengabarkan kepada kita tentang fakta-fakta ilmiah yang kelak ditemukan dan dibuktikan oleh eksperimen sains umat manusia, yang mungkin belum dapat dicapai atau diketahui dengan sarana kehidupan yang ada pada jaman Rasulullah saw.

Banyak sisi menarik yang muncul dari ayat-ayat al-Qur’an, yang layak dibahas dan mendapat perhatian khusus dari sisi bahasa dan sisi ilmiahnya, diantaranya dalam hal penyebutan kata pendengaran (السَّمْعَ) dan penglihatan (الْأَبْصَارَ / بصَرَ ). Ada dua hal yang menarik saat membahas kata pendengaran dan penglihatan yaitu didahulukannya kata pendengaran dari penglihatan serta penggunaan bentuk tunggal untuk kata pendengaran, sementara untuk penglihatan kadang menggunakan bentuk tunggal, tapi lebih sering menggunakan bentuk jama’. Tentu ini bukan hal kebetulan da nada argumentasinya. Mari kita perhatikan korelasi antara kemujizatan bahasa dan kemujizatan ilmiah al-Qur’an saat membahas hal tersebut.

Postingan Favorit